-
Search

Kamis, 15 Oktober 2009
Kurang Gizi di Bima-NTT
Ada lagi kasus kurang gizi, tepatnya di Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hari ini saya melihat berita sore di Global TV kalau tidak salah, yang mengabarkan adanya kasus kurang gizi yang menimpa 100 anak di Bima, NTT.
Minggu, 20 September 2009
Turtles can fly

Written and directed by Bhaman Ghobadi
Cast :
Agrin : Avaz Latif
Satellite : Soran Ebrahim
Hengov : Hiresh Feysal Rahman
Rega : Abdol Rahman Karim
Pasheo : Sadaam Hossein Feysal
Hangao : Hiresh Feysal Rahman
Shirko : Ajil Zibari
Ini adalah Film produksi Iran.
Film ini bercerita tentang kehidupan anak-anak Irak di pengungsian pada perang antara Irak dan Amerika Serikat untuk menjatuhkan Saddam Hussein.
Uniknya, mayoritas pengungsi yang tinggal di kamp pengungsian tersebut adalah anak-anak, dan sebagian kecil adalah orang-orang lanjut usia. Mungkin ini menggambarkan bahwa para pemudanya tidak ikut mengungsi, namun ikut pergi berperang.
Oleh karena sebagian besar adalah anak-anak, maka mau tidak mau kamp tersebut dikuasai oleh anak-anak. Hal ini menimbulkan sifat-sifat kepemimpinan pada anak-anak tersebut seperti orang yang dalam medan pertempuran (padahal mereka sama sekali sedang tidak dalam keadaan berperang).
Ada seorang anak yang sangat berbakat dalam memimpin, yang dijuluki "satelit" karena anak tersebut ahli dalam memasang dan/ata memperbaiki antena. "Satelit" ini juga berbakat dalam mengorganisir anak-anak lainnya dalam bekerja. Contohnya adalah, ia mengorganisir seluruh anak-anak di kamp tersebut untuk menemukan ranjau-ranjau yang terdapat pada ladang-ladang penduduk, untuk kemudian dijual pada pihak asing (mungkin tentara Amerika/Turki) agar anak-anak tersebut bisa mendapatkan uang.
"Satelit" sangat bangga dengan semua yang berbau Amerika dan juga sangat memuja tentara Amerika. Tampaknya pengungsi ini adalah pengungsi suku Kurdi yang terancam oleh keberadaan Saddam Hussein.
Suatu hari, "Satelit" bertemu dengan pengungsi kakak-beradik dari Helebcheh. Sang kakak laki-laki yang bernama "Hengov", usianya mungkin sekitar 14 tahun, kedua tangannya buntung, namun ia sangat berbakat dalam menemukan ranjau, dan dalam hal meramal kejadian yang akan berlangsung di masa depan. Adiknya, yang perempuan, yang bernama "Agril", usianya sekitar 12 tahun, selalu menggendong seorang anak laki-laki di punggungnya.
"Satelit rupanya menyukai Agril yang memang berambut panjang dan cantik. Ia dan seluruh pengungsi mengira, bahwa anak kecil yang selalu digendong oleh Agril adalah adik mereka yang bungsu. Namun pada ujung cerita diketahui bahwa anak kecil tersebut adalah anak dari Agril akibat diperkosa ramai-ramai oleh tentara Irak yang membunuh kedua orang tua mereka pada peristiwa perang saudara di Irak.
Agril sebenarnya sangat membenci anak itu, namun Hengov yang bijak dan dewasa selalu memperingatkan Agril agar jangan menyakiti anak tersebut.
Dalam keputusasaannya, dan karena terus teringat akan kejadian yang menimpa dirinya, beberapa kali Agril berkeinginan untuk membuang anak itu di suatu tempat, dan berharap agar apabila pada saatnya mereka harus pergi dari pengungsian, ia dan kakak laki-lakinya tidak membawa anak itu bersama mereka lagi.
Pada saat dibuang, ternyata anak kecil tersebut ditemukan berada di ladang penuh ranjau oleh anak-anak lain di pengungsian, dan melaporkannya kepada "Satelit". "Satelit" segera menyelamatkan anak kecil yang ia kira merupakan adik dari Agril itu. Namun malang, "Satelit" justru terkena ledakan ranjau sehingga kakinya terluka.
Agril yang mengira telah menyingkirkan anak kecil tersebut, ternyata menemukan anak itu kembali di dalam tenda pengungsian. Ketika melihat anak tersebut, Agril segera menggendong anak tersebut dan membawanya entah kemana pada saat Hengov masih tidur.
Sementara itu, Hengov yang memiliki bakat meramal kejadian yang akan terjadi di masa depan, memberitahukan kepada "Satelit" bahwa esok hari semuanya akan berakhir, namun tidak diketahui apa yang akan berakhir. Dengan intuisinya yang peka, Hengov merasa bahwa telah terjadi sesuatu pada Agril dan anaknya. Ia kemudian berlari ke sebuah mata air, karena laporan teman "Satelit" bahwa telah terjadi sesuatu di dalam mata air. Sesampainya disana, Hengov menemukan "Satelit sedang menangis. Kemudian Hengrov menyelam ke dalam mata air tersebut, dan menemukan bahwa anak kecil itu (anaknya Agril) telah tenggelam. Kemudian Hengov berlari ke tebing di tepi jurang, dan hanya menemukan sepatu Agril. Ternyata Agril telah bunuh diri.
Hengov menangis, lalu ia pergi meninggalkan tempat pengungsian itu, bersamaan dengan kedatangan tentara Amerika Serikat ke daerah tersebut. Tentara Amerika melalui helikopter menyebarkan selebaran yang isinya "Kami akan menghilangkan kesedihan kalian. Siapa yang menentang kami adalah musuh kami".
Begitu pula dengan "Satelit", ia akhirnya meninggalkan tempat pengungsian itu, namun ia tidak lagi memuja tentara Amerika Serikat seperti dulu lagi, bahkan memalingkan muka saat tentara Amerika lewat.
Kamis, 10 September 2009
Kelaparan di Yahukimo
Kemarin saya menonton berita di hmmm..........Global TV kalo tidak salah, ada berita bencana kelaparan di Yahukimo, Papua. Diberitakan bahwa 113 orang meninggal dunia akibat kelaparan tersebut. Kelaparan tersebut disebabkan gagal panen akibat cuaca yang buruk di daerah tersebut.
Bagaimana ya cara mendeteksi adanya musibah kelaparan di Indonesia, mengingat wilayah Indonesia sangat luas dan banyak pula daerah yang kurang aksesnya?
Mungkin perlu ada suatu badan yang tugasnya keliling daerah-daerah/pelosok-pelosok di seluruh Indonesia untuk mencari kasus-kasus kemiskinan yang sudah mengarah kepada tanda-tanda akan terjadi kelaparan/kurang gizi di seluruh Indonesia.
Apabila menemukan kasus-kasus tersebut, langsung dilaporkan kepada pemerintah atau semacam badan yang mencegah terjadinya kasus kelaparan.
Bagaimana ya cara mendeteksi adanya musibah kelaparan di Indonesia, mengingat wilayah Indonesia sangat luas dan banyak pula daerah yang kurang aksesnya?
Mungkin perlu ada suatu badan yang tugasnya keliling daerah-daerah/pelosok-pelosok di seluruh Indonesia untuk mencari kasus-kasus kemiskinan yang sudah mengarah kepada tanda-tanda akan terjadi kelaparan/kurang gizi di seluruh Indonesia.
Apabila menemukan kasus-kasus tersebut, langsung dilaporkan kepada pemerintah atau semacam badan yang mencegah terjadinya kasus kelaparan.
Rabu, 19 Agustus 2009
Quotes dari film Patch Adams
"Semua yang hidup itu menuju kepulangannya.
Salesman, sekretaris, penambang batu bara, penjaga perpustakaan, penelan pedang, semuanya.
Semua hati yang ada di dunia ini semuanya mencoba untuk mencari jalan pulang.
Sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaan itu.
Menggambarkan perjalanan sekira melewati jalan bersalju.
Kau bahkan tak tahu kalau kau telah tersesat.
Derap langkahmu yang berat
Teriakkanmu yang hilang ditelan angin
Bagaimana kau bisa merasakannya, itulah jarak ke rumahmu.
Rumah, kamus menterjemahkannya sebagai sebuah tempat dan sebuah tujuan.
Dan badai?
Badai pernah ada di benakku.
Atau sebagaimana yang ditulis oleh penyair, Dante.
Di tengah perjalananku, aku menemukan diriku di tengah-tengah hutan yang gelap.
Karena aku mencari jalan yang benar.
Dengan begitu aku mencari jalan yang benar,
tapi tidak ditempat seperti biasanya"
Salesman, sekretaris, penambang batu bara, penjaga perpustakaan, penelan pedang, semuanya.
Semua hati yang ada di dunia ini semuanya mencoba untuk mencari jalan pulang.
Sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaan itu.
Menggambarkan perjalanan sekira melewati jalan bersalju.
Kau bahkan tak tahu kalau kau telah tersesat.
Derap langkahmu yang berat
Teriakkanmu yang hilang ditelan angin
Bagaimana kau bisa merasakannya, itulah jarak ke rumahmu.
Rumah, kamus menterjemahkannya sebagai sebuah tempat dan sebuah tujuan.
Dan badai?
Badai pernah ada di benakku.
Atau sebagaimana yang ditulis oleh penyair, Dante.
Di tengah perjalananku, aku menemukan diriku di tengah-tengah hutan yang gelap.
Karena aku mencari jalan yang benar.
Dengan begitu aku mencari jalan yang benar,
tapi tidak ditempat seperti biasanya"
Langganan:
Postingan (Atom)